Popular Posts

Monday, December 1, 2008

Keterampilan Menulis (Writing Skill) 2

Menulis Bebas, Menulis Tanpa Tekanan dan Ancaman

Peter Elbow adalah Profesor Bahasa dan Direktur Program Menulis di University of Massachusetts, Amherst, Amerika Serikat. Demikian indentitas Elbow ini dapat kita baca di sampul belakang bukunya, Writing without Teachers, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2007 dan diterbitkan oleh iPublishing. Karya-karya Elbow lainnya adalah Embracing Contraries: Explorations in Learning and Teaching (Oxford UP, 1986), Writing with Power: Techniques for Mastering the Writing Process (Oxford UP, 1981), dan Being A Writer (McGraw-Hill, 2002). Elbow dikenal di dunia akademis tulis-menulis sebagai penganjur menulis bebas.

Mengapa menulis bebas penting? Menulis bebas menjadi penting karena menulis—sebagaimana ditegaskan di tulisan sebelum ini—adalah sejenis keterampilan. Seseorang yang ingin berdaya menulis perlu membiasakan diri untuk berlatih menulis sesering mungkin. Dan menulis bebas adalah salah satu cara termudah untuk berlatih menulis setiap hari selama 10 hingga 15 menit. Menulis bebas merupakan cara membiasakan diri berlatih menulis yang memberdayakan diri.

“Menulis bebas adalah bentuk latihan yang dapat membantu orang membiasakan dirinya menulis,” tulis Bagus Takwin ketika mengulas buku karya Elbow (lihat http://bagustakwin.multiply.com/reviews/item/6). “Dalam latihan ini, orang disarankan untuk menuangkan dalam bentuk tulisan apa pun yang ia pikirkan, bahkan tentang ketidakmampuannya menulis. Ketika seseorang diminta menulis apa pun yang terpikirkan olehnya selama 10 menit dan merasa buntu, orang itu bisa saja hanya menuliskan kebuntuannya, menuliskan kebingungannya. Dalam menulis bebas, lupakan aturan, lupakan kesalahan. Menulis saja. Luapkan saja.”

Menulis bebas memang menulis yang tidak mengikuti aturan. Menulis bebas merupakan kegiatan menulis di mana ”tuan” dari kegiatan tersebut benar-benar si penulis itu sendiri. Apa yang ingin ditulis, bagaimana memulainya, dan cara yang ditempuh oleh si penulis adalah mutlak berada di dalam kendali si penulis bebas. Dapat dikatakan juga bahwa menulis bebas adalah menulis yang memungkinkan si penulis bebas membebaskan apa saja yang memenjara pikirannya. Lewat menulis bebas, dia dapat membuang terlebih dahulu segala hal yang mengancam dan menekannya.

”Hampir semua orang menyunting di antara saat kata-kata muncul dalam pikiran dan ketika kata-kata itu dituangkan ke atas kertas. Sekolah membuat kita terobsesi dengan ’kesalahan’ dalam menulis,” begitu urai Elbow dalam bukunya.

”Banyak orang terus memikirkan ejaan dan tata bahasa saat menulis.” Setelah menunjukkan hal penting itu, Elbow membandingkan menulis dengan ketika kita berbicara.


”Dalam berbicara, biasanya kita meng- ucapkan begitu saja kata-kata yang melintas dalam pikiran. Namun, dalam menulis, ada kesempatan untuk mendapatkan kata-kata yang tepat. Tetapi, kesempatan itu menjadi beban: Anda bisa berusaha selama dua jam untuk mendapatkan alinea yang tepat dan kemudian menyadari bahwa alinea itu sama sekali tidak tepat, lalu menyerah.”

Bebaskan diri Anda ketika menulis dari segala hal yang mengganggu pikiran dan perasaan Anda. Menulis bebaslah setiap hari. Luangkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit. Biarkan kata-kata mengalir begitu saja tanpa Anda koreksi ....




Copyright © 2007 Mizan Publishing House

Edisi 1 Desember 2008

0 comments:

 


  © Blogger templates 4Kolom by abdi-husairi.blogspot.com 2009

Back to TOP